Selasa, 11 Desember 2007

Profile Organisasi

Pusat Studi Wanita (PSW) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda berdiri sejak tahun 1997.
Pendirian PSW ini merupakan respon atas problematika sosial yang masih saja mendiskreditkan kalangan perempuan. Tidak hanya di tengah masyarakat, bahkan di kalangan terpelajar pun, "aroma" diskriminasi ini masih cukup transparan. Apalagi di tahun-tahun tersebut kecenderungan kebijakan pemerintah mengarah kepada tuntutan peran atas perguruan tinggi dalam pemberdayaan perempuan. Karena berbasis perguruan tinggi, maka pembentukan PSW sendiri bertujuan untuk menjawab kebutuhan akan kajian-kajian perempuan dan gender di kalangan akademisi, khususnya di perguruan tinggi Islam.
Sejak berdirinya PSW tidak hanya berkonsentrasi kepada penelitian, tetapi juga bergerak ke arah yang lebih praksis berupa pemberdayaan perempuan secara langsung baik melalui program workshop, pendidikan, pelatihan dan bentuk pemberdayaan lainnya. Meskipun begitu, basis akademis sebagai kekuatan PSW tetap menjadi landasan dalam setiap program yang dilaksanakan. Selain itu penguatan wawasan dan wacana keagamaan yang berbasis kesetaraan jender lebih ditekankan dengan penyelenggaraan publikasi melalui media kampus dan media lokal wilayah Kalimantan Timur, seperti program Talkshow di Radio Pesona FM, 91,7.
Memang belum banyak hal yang dilakukan PSW STAIN Samarinda ini. Karena usia PSW masih relatif muda. Di tambah lagi kepengurusan di awal berdirinya tidak berjalan efektif, karena di tengah-tengah periode tersebut sebagian pengurus aktif harus menempuh studi di luar Kota Samarinda.
Saat ini Pusat Studi Wanita (PSW) telah terlibat dalam jaringan yang cukup luas di Indonesia. PSW STAIN Samarinda masuk dalam Jaringan PSW UIN/IAIN/ STAIN se-Indonesia. Jaringan ini beranggotakan 46 PSW yang berada di bawah naungan UIN/IAIN/STAIN se-Indonesia.
B. Visi
a. Mengembangkan wacana keagamaan Islam yang berperspektif gender di kalangan akademisi menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang egaliter, demokratis dan berkeadilan sosial.
b. Terwujudnya kehidupan sosial kemasyarakatan yang egaliter, demokratis dan berkeadilan sosial melalui pengembangan wacana keagamaan Islam yang berperspektif gender.
C. Misi
a. Membangun paradigma keilmuan Islam yang lebih memperhatikan hak-hak perempuan.
b. Mengembangkan reinterpretasi terhadap wacana dalam kitab-kitab Islam klasik dan kontemporer dengan pendekatan gender.
c. Memperbanyak penelitian dan kajian tentang persoalan-persoalan perempuan dan Islam dalam masyarakat Indonesia, yang akan dipublikasikan di lingkup nasional dan internasional.
d. Terlibat dalam pemberdayaan pendidikan secara umum dan dengan aksentusi pemberdayaan perempuan
D. Struktur Organisasi
Bidang-bidang yang ada dalam struktur organisasi PSW adalah:
a. Bidang Penelitian dan Pengkajian
b. Bidang Pengabdian dan Advokasi Masyarakat
c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
E. Status
Nama : Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Samarinda.
Dasar pendirian : SK Ketua STAIN Samarinda
Sifat Organisasi : Non Struktural
NPWP : 0-017-214-8-722
No Rek : 602.00022.15
Alamat : Jl. KH Abul Hasan No. 3 Samarinda Kalimantan Timur, Phone: 0541-742193, fax: 0541-206172
e-mail: psw_stainsmd@yahoo.com

F. Kepengurusan dari Tahun ke Tahun
Tahun 1997 s.d. 2000 : Dra. Siti Kaltsum Basran
Tahun 2000 s.d. 2004 : Dra. Robingatin, M.Ag
Tahun 2004 s.d. 2008 : Dra. Etty Nurbayani, M.Pd
Pengurus Harian Tahun 2004 – 2008
Ketua : Dra. Etty Nurbayani, M.Pd
Wk. Ketua : M. Nasir, M.Ag
Sekretaris : Anis Masykhur, MA
Bendara : Wahdatunnisa, M.Ag
Bidang-bidang :
1. Kajian dan Penelitian : Mujahidah, M.Si
Lina Revilla, M.Si
2. Pengabdian dan Advokasi Masyarakat : Dra. Darmawati, M.Hum
M. Thahir, S.Ag, MM
3. Pendidikan dan Pelatihan : Ida Farida, M.Ed
Dra. Abnan Pancasilawati, M.Ag
Norvadewi, M.Ag
G. Kegiatan
Selama ini PSW telah mengembangkan program yang dibiayai baik oleh sumber dana lokal, nasional maupun asing. Sumber dana lokal berasal dari Pemerintah Kota Samarinda, STAIN Samarinda, dan Pemerintal Provinsi Kalimantan Timur.
Sesuai dengan visi dan misinya, Pusat Studi Wanita (PSW) melakukan berbagai kegiatan.
Secara umum, pola pendekatan yang dipergunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat pemberdayaan (empowerment) adalah:
1. Partisipatif
Mengapa partisipatif? Konsep partisipatif ini digunakan karena tidak sekedar konsep “penerima derma” menuju ke suatu kepedulian dengan berbagai bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di berbagai gelanggang kunci untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat dampingan. Jadi kepedulian komunitas dampingan secara langsung berhubungan dengan kepedulian penyandang dana.
Jadi dengan pendekatan ini, tujuan program ditentukan oleh subjek (masyarakat) untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Pendekatan ini menekankan pentingnya proses tukar pengalaman (belajar bersama) antara tim asistensi (fasilitator) dengan masyarakat mitra. Proses pelaksanaan program dari penentuan kebutuhan atau identifikasi masalah dilakukan bersama fasilitator dan masyarakat miktra. Hasil analisa kemudian akan dijadikan sebagai landasan menyusun rencana tindakan (aksi) bersama. Ukuran dari pendekatan ini adalah terjadinya perubahan sosial, sementara partisipasinya selain menjadi alat juga menjadi tujuan program.
2. Fasilitasi dan Mediasi
Pendekatan fasilitasi merupakan konsekuensi logis dari metode pendekatan partisipatif ini. Tim asistensi menjadi fasilitor dari segala keinginan dan kebutuhan masyarakat ponpes mengu
Pola seperti ini menjadi acuan penting dalam proses perjalanan setiap tahapan program terutama pada saat pendampingan.